Tuesday, July 9, 2024

 Hipertermia adalah kondisi ketika suhu tubuh terlalu tinggi atau lebih dari 38,50C. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kegagalan pada sistem yang mengatur pendinginan suhu tubuh. Akibatnya, muncul keluhan mulai dari kram otot, gangguan otak, hingga gangguan sistem saraf

 Kenali 8 Gejala Hipertermia yang Bisa Sebabkan Koma

Penyebab Hipertermia

Hipertermia paling sering disebabkan oleh paparan suhu panas yang berlebihan dari luar tubuh. Kondisi tersebut menyebabkan sistem pengaturan suhu tubuh tidak bisa menjaga suhu agar tetap normal. Akibatnya, suhu tubuh bisa naik drastis mencapai lebih dari 38,50C.

Peningkatan suhu tubuh bisa terjadi karena faktor-faktor berikut:

  • Peningkatan suhu yang ada di lingkungan, misalnya akibat gelombang panas
  • Peningkatan produksi panas dari dalam tubuh, misalnya akibat aktivitas berlebihan, krisis tiroid, atau efek keracunan obat, seperti obat antikolinegik, obat MDMA (methylenedioxymethamphetamine), dan obat simpatomimetik
  • Tubuh tidak mampu untuk membuang panas, misalnya karena tubuh tidak bisa memproduksi keringat (anhidrosis)
  • Faktor risiko hipertermia

    Hipertermia berisiko terjadi pada orang dengan faktor-faktor tertentu, seperti:

  • Berusia di bawah 4 tahun atau di atas 65 tahun
  • Melakukan aktivitas berat di luar rumah dan terpapar sinar matahari atau panas yang berlebihan dalam jangka waktu yang lama
  • Mengalami dehidrasi
  • Mengenakan pakaian ketat di cuaca yang panas
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat diuretik, stimulan, obat penenang, obat antihipertensi, dan obat jantung
  • Menderita penyakit tertentu yang menghambat pengeluaran keringat, seperti cystic fibrosis
  • Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
  • Mengalami gangguan elektrolit
  • Menderita gangguan medis tertentu, seperti hipertensi, penyakit tiroid, penyakit jantung, dan diabetes insipidus
  • Memiliki berat badan berlebih, obesitas, atau berat badan terlalu kurus

Gejala Hipertermia

Beberapa gejala dan tanda yang dapat muncul pada penderita hipertermia adalah:

Selain keluhan di atas, penderita hipertermia bisa mengalami gejala lain sesuai jenis hipertermia yang dialami. Berikut ini adalah jenis-jenis hipertermia dan gejala yang menandainya:

1. Heat stress

Heat stress ditandai dengan sejumlah gejala berupa badan lemas, haus, pusing, sakit kepala, dan mual. Pada ibu hamil, kondisi ini bisa disebabkan oleh kebiasaan mandi air panas atau mandi air hangat terlalu lama.

2. Heat fatigue

Heat fatigue bisa terjadi ketika seseorang terlalu lama berada di tempat yang panas. Kondisi ini menyebabkan seseorang mengalami lemas, haus, rasa tidak nyaman, hilang konsentrasi, bahkan kehilangan koordinasi tubuh.

3. Heat syncope

Kondisi ini terjadi akibat memaksakan diri tetap berada di lingkungan yang panas sehingga aliran darah ke otak berkurang. Akibatnya, muncul gejala, seperti pusing, mata berkunang-kunang, hingga pingsan.

4. Heat cramps

Heat cramps bisa terjadi akibat berolahraga dengan intensitas berat atau bekerja di tempat yang panas. Gejala heat cramps dapat berupa kejang otot yang disertai nyeri atau kram di otot betis, paha, bahu, lengan, dan perut.

5. Heat edema

Hipertermia jenis ini ditandai dengan pembengkakan di tangan, kaki, dan tumit, akibat penumpukan cairan. Heat edema terjadi akibat terlalu lama duduk atau berdiri di tempat yang panas sehingga memicu gangguan elektrolit.

6. Heat rash

Berada di tempat yang panas dan lembab dalam waktu yang lama bisa memicu iritasi kulit. Jenis hipertermia ini ditandai dengan munculnya ruam-ruam merah di kulit leher, dada bagian atas, lipatan siku, dan bawah payudara.

7. Heat exhaustion

Heat exhaustion terjadi ketika sistem pengatur suhu tubuh tidak bisa menjaga keseimbangan suhu agar tetap normal. Kondisi ini terjadi akibat tubuh kehilangan air dan garam dalam jumlah besar yang keluar dalam bentuk keringat berlebih.

Gejala heat exhaustion dapat berupa sakit kepala, pusing, mual, lemas, kehausan, peningkatan suhu tubuh, keringat berlebih, produksi urine berkurang, detak jantung meningkat, hingga sulit menggerakkan anggota tubuh. Bila tidak segera ditangani, kondisi ini dapat berkembang menjadi heatstroke.

8. Heatstroke

Heatstroke merupakan jenis hipertemia yang paling parah. Kondisi ini harus segera ditangani karena bisa menyebabkan kecacatan atau bahkan kematian. Heatstroke dapat ditandai dengan gejala berikut:

  • Suhu tubuh yang meningkat dengan cepat sampai di atas 400C
  • Kulit terasa panas, kering, atau muncul keringat berlebih
  • Kejang
  • Penurunan kesadaran yang ditandai dengan linglung dan bicara tidak jelas

 Video Penjelasan


Referensi

https://www.alodokter.com/hipertermia

 

Lansia Berisiko Tinggi Mengalami Hipertermia, Ini Penyebabnya

 Hipertermia Yang Sama Bahayanya dengan Hipotermia | Galeri Medika

Hipertermia adalah suhu tubuh yang sangat tinggi dan tidak normal. Suhu normal pada manusia berada pada 35 derajat celcius. Namun, orang dengan hipertermia memiliki suhu tubuh yang dapat mencapai 40 derajat celcius. Hipertermia dapat menyerang siapa saja, tetapi risikonya dikatakan lebih tinggi pada lansia. Ketika menyerang lansia, suhu tubuh yang terlalu panas ini pun memerlukan penanganan yang tepat.

 

Penyebab Hipertermia pada Lansia

Menurut The National Institutes on Aging, faktor lain yang juga meningkatkan risiko hipertermia pada orang tua adalah:

  • Perubahan terkait usia pada kulit, seperti sirkulasi darah yang buruk dan kelenjar keringat yang tidak berfungsi maksimal.
  • Penyakit jantung, paru-paru, dan ginjal, serta penyakit apa pun yang menyebabkan kelemahan umum atau demam
  • Tekanan darah tinggi atau kondisi lain yang memerlukan perubahan pola makan, seperti diet rendah garam. 
  • Kelebihan berat badan atau kekurangan berat badan. 
  • Minum minuman beralkohol. 
  • Rentan mengalami dehidrasi.

Selain itu, melansir BetterHealth, masalah dalam perawatan dan lansia yang hidup sendiri juga dapat menjadi faktor penyebab terjadinya hipertermia

Tanda Hipertermia pada Lansia

Tanda atau gejala hipertermia pada lansia biasanya tergantung pada penyakit yang berhubungan atau menjadi penyebab naiknya suhu tubuh mereka.

Namun, beberapa kemungkinan gejala hipertemia pada lansia termasuk:

  • Kulit panas dan kering
  • Kepucatan
  • Detak jantung cepat
  • Kram otot
  • Mual dan muntah
  • Disorientasi dan kebingungan
  • Mengigau
  • Pingsan atau koma
  • Memburuknya kondisi medis yang sudah ada sebelumnya
  • Mencegah Hipertermia pada Lansia

    Jika lansia mengalami gejala penyakit panas ringan hingga sedang, sebaiknya segera atasi untuk mencegah terjadinya hipertermia. Beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain:

  • Hentikan aktivitas fisik dan istirahatlah di lingkungan yang sejuk dan berventilasi baik.
  • Lepaskan pakaian yang tebal atau ketat dan ganti dengan pakaian yang lebih tipis. 
  • Minumlah minuman yang sedikit asin untuk menggantikan elektrolit yang hilang. Bisa dengan minuman olahraga atau mencampur air dengan beberapa sendok garam. Hindari minuman berkafein terlebih dahulu.
  • Oleskan kompres dingin ke kulit.
  • Jaga agar kulit yang ruam atau teriritasi tetap kering. Oleskan bedak atau salep untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat ruam.
  • Regangkan otot-otot yang kram dengan lembut.

Orang yang tinggal sendiri, cenderung lemah, dan terbaring di tempat tidur atau sakit mental, harus selalu dicek keadaanya setidaknya dua kali sehari. Pastikan tingkat suhu tubuh dalam keadaan normal.

Jika suhu tubuh yang tinggi pada lansia, tidak kunjung menurun atau terlihat mengkhawatirkan, Anda dapat membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

 Vidio Penjelasan


Referensi

https://www.klikdokter.com/info-sehat/kesehatan-lansia/lansia-berisiko-tinggi-mengalami-hipertermia-ini-penyebabnya

 

 Apa itu Hipertermia? Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

Hipertermia adalah kenaikan suhu tubuh, yaitu di atas 40 derajat Celsius, akibat kegagalan sistem pendingin tubuh menghadapi suhu yang terlalu panas. Hipertermia adalah kondisi yang tidak boleh dianggap enteng. Jika tidak ditangani dengan tepat, hipertermia ekstrem berisiko kematian. Ketahui lebih lanjut mengenai penyebab, faktor risiko, dan gejala hipertermia.

Meski sama-sama peningkatan suhu tubuh, namun hipertermia berbeda dengan demam. Demam adalah peningkatan suhu yang dikendalikan oleh sistem pengaturan suhu tubuh dan bertujuan untuk melawan infeksi. Sedangkan, hipertermia adalah peningkatan suhu yang tidak bisa dikendalikan oleh sistem pengaturan suhu tubuh. Lalu, apa penyebab dan gejala hipertermia, serta bagaimana cara mengatasinya? Berikut informasi selengkapnya.

Penyebab dan Faktor Risiko Hipertermia

Penyebab umum hipertermia adalah paparan suhu panas ekstrem yang tidak bisa dikontrol oleh sistem pengaturan suhu tubuh, misalnya karena panas yang diterima tubuh melebihi panas yang dapat dikeluarkan dari tubuh. Pada orang yang sehat, keringat adalah cara alami untuk mendinginkan tubuh. Namun, pada pengidap hipertermia, kelenjar keringat mungkin tidak berfungsi dengan baik, sehingga suhu tubuh terus meningkat. Hipertermia juga dapat disebabkan oleh olahraga atau aktivitas fisik di bawah paparan sinar matahari, kurang cairan tubuh, mengenakan pakaian tebal saat cuaca panas, atau berada di ruangan tanpa sirkulasi udara yang baik. Selain itu, ada beragam kondisi yang meningkatkan risiko hipertermia, yaitu:

  • Anak usia di bawah 4 tahun.
  • Dehidrasi.
  • Penurunan fungsi peredaran darah dan kelenjar keringat pada lansia.
  • Pengidap gangguan jantung, ginjal, dan paru.
  • Pengidap tekanan darah tinggi yang membatasi asupan garam.
  • Penyalahgunaan alkohol.
  • Obesitas atau sebaliknya yaitu berat badan kurang.
  • Penggunaan obat-obatan tertentu, misalnya obat bius, diuretik, dan obat pengontrol tekanan darah.

Gejala Hipertermia

Gejala hipertermia yang umum dikenali adalah suhu tubuh di atas 40 derajat Celsius. Selain itu, hipertermia dapat ditandai dengan gejala-gejala, seperti pusing, sulit berkeringat, haus berlebihan meski sudah minum air putih, tekanan darah rendah, lemas, mual, muntah, gangguan penglihatan, kebingungan, kulit kemerahan, dan perubahan denyut jantung.

Penanganan dan Pencegahan Hipertermia

Penanganan hipertermia dilakukan untuk mencegah suhu tubuh penderita meningkat drastis. Berikut beragam cara yang bisa diterapkan untuk mengendalikan suhu tubuh:

  • Tidak melakukan aktivitas yang berat.
  • Kenakan pakaian yang longgar dan tipis. Hindari memakai pakaian yang tebal dan ketat.
  • Kompres dingin di area leher, ketiak, pergelangan tangan, dan selangkangan.
  • Berada di tempat yang sejuk dengan ventilasi udara yang baik.
  • Pastikan tubuh terhidrasi dengan banyak minum air putih.
  • Tidak mengonsumsi minuman berkafein, misalnya kopi atau teh.

Hipertermia juga bisa dicegah dengan beragam cara berikut:

  • Tidak beraktivitas di luar ruangan saat cuaca panas.
  • Penggunaan payung atau topi lebar untuk melindungi tubuh dari paparan sinar matahari.
  • Penggunaan pakaian tipis dan longgar. 
  • Minum air putih yang cukup untuk mencegah dehidrasi.
  • Berada di ruangan sejuk dengan sirkulasi udara yang baik, terutama ketika kondisi tidak fit.

Jika tidak ditangani secepatnya, hipertermia berisiko heat stroke, yaitu kondisi darurat yang membahayakan nyawa, misalnya kerusakan permanen organ tubuh. Jika Anda mengalami gejala-gejala hipertermia yang tidak berkurang dengan langkah-langkah penanganan di atas, segera ke dokter untuk perawatan dan pengobatan lebih lanjut. Jika ada pertanyaan terkait hipertermia, konsultasikan ke dokter untuk saran dan bantuan yang tepat.

Vidio Penjelasan

 


Referensi

https://pyfahealth.com/blog/apa-itu-hipertermia-ketahui-penyebab-gejala-dan-penanganannya/

 Hipertermia - TribunnewsWiki.com

 

 

Hipertermia adalah kondisi yang terjadi saat suhu tubuh naik melebihi suhu normal. Suhu tubuh yang normal berada diantara 36 – 37,5 derajat Celcius. Hipertermia ini terjadi akibat suhu lingkungan yang tinggi dan tubuh tidak lagi mampu beradaptasi terhadap perubahan ekstrem tersebut. Seseorang diktakan mengalami hipertermia bila suhu tubuh berada di atas 40 derajat Celcius.

 

Penyebab Hipertermia

Hipertermia disebabkan oleh paparan suhu ekstrem yang tidak lagi mampu diregulasi oleh tubuh. Hal ini terjadi karena tubuh menyerap lebih banyak panas dibandingkan dengan yang dilepaskan. Normalnya, keringat adalah mekanisme tubuh dalam upaya mendinginkan tibuh, tetapi pada pengidap hipertermia keringat tidak mampu menjaga suhu tubuh normal. Kondisi ini yang membuat peningkatan suhu tubuh terus terjadi.

Melakukan kegiatan dan olahraga yang berat di cuaca yang sangat panas dengan paparan sinar matahari langsung adalah salah satu penyebab utama hipertermia. Namun, ada juga beberapa penyebab lainnya, seperti: Kurang mengonsumsi air putih, Tidak memiliki sirkulasi udara yang baik di dalam rumah, Menggunakan pakaian yang terlalu tebal saat cuaca panas.

  Faktor Risiko Hipertermia

  •  Beberapa kondisi juga diketahui dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hipertermia. Kondisi tersebut, meliputi:
  • Dehidrasi.
  • Lansia, akibat fungsi kelenjar keringat dan peredaran darahnya sudah mulai menurun. 
  • Berusia di bawah 4 tahun.
  • Mengidap gangguan ginjal, jantung, dan paru.
  • Mengidap tekanan darah tinggi yang sedang dalam pembatasan asupan garam.
  • Sedang menggunakan obat-obat tertentu, seperti diuretik, obat bius, dan obat pengontrol tekanan darah
  • Penyalahgunaan alkohol.
  • Obesitas atau terlalu kurus. 

    Gejala Hipertermia

    Hipertermia ditanda dengan meningkatkan suhu tubuh hingga diatas 40 derajat Celcius. Selain itu, pengidap hipertermia juga akan merasakan haus berlebihan meskipun sudah mengonsumsi air putih.

    Pengidap hipertermia juga akan mengalami gejala lain, seperti kesulitan berkeringat, perubahan denyut jantung, kulit memerah, kebingungan, pusing, gangguan penglihatan, tekanan darah rendah, kelelahan, mual, muntah, hingga lemas. 

    Diagnosis Hipertermia

    Dokter dapat mengenali terjadinya hipertermia dengan mudah melalui gejala-gejala fisik yang dialami oleh pengidap, ditunjang oleh pengukuran suhu tubuh menggunakan termometer. Jika suhu tubuh melebihi 40 derajat Celcius, maka bisa dipastikan pengidap tersebut mengalami hipertermia. Kondisi ini juga bisa didiagnosis dengan melakukan pemeriksaan lanjutan, seperti pemeriksaan urine atau cek darah

    Pengobatan Hipertermia

    Pengobatan hipertermia dilakukan dengan mengamankan pengidap dari kondisi yang membuat suhu tubuhnya meningkat drastis. Langkah yang bisa dilakukan, meliputi:

  • Hentikan kegiatan yang sedang dilakukan.
  • Jika sedang menggunakan pakaian yang tebal, segera ganti dengan pakaian yang tipis.
  • Pindahkan pengidap ke tempat yang sejuk, sebaiknya ke tempat dengan sirkulasi udara yang baik atau yang memiliki pendingin ruangan.
  • Kompres dingin terutama di bagian pergelangan tangan, leher, lipat ketiak, dan selangkangan.
  • Berikan minum bila pengidapnya masih sadar.
  • Hindari pemberian teh dan kopi yang mengandung kafein

    Komplikasi Hipertermia

    Kondisi hipertermia yang tidak diatasi dengan baik dapat menyebabkan seseorang mengalami heat stroke. Hal ini berisiko menyebabkan kerusakan berbagai organ tubuh sehingga mengganggu keseluruhan fungsi tubuh.

    Pencegahan Hipertermia

    Hipertermia dapat dicegah dengan beberapa cara, yaitu:

  • Hindari beraktivitas di bawah terik matahari ketika cuaca sedang panas.
  • Jika diperlukan, gunakan pelindung tubuh, seperti topi lebar atau payung.
  • Gunakan pakaian yang longgar, berbahan ringan, dan tidak tebal atau berlapis-lapis ketika harus beraktivitas di lingkungan panas.
  • Banyak minum air putih di segala kesempatan agar terhindar dari kondisi dehidrasi. 

     Video Penjelasan




 

 Referensi

https://www.halodoc.com/kesehatan/hipertermia    

 

Apa Itu Hipertermia?

 Inilah 4 Dampak Hipertermia pada Tubuh

 Dikutip dari Prevalence and Prognosis of Fever Symptoms, Hypo  and Hyperthermia in Unselected Emergency Patients oleh Alexandra Malinovska, hipertermia adalah kondisi ketika suhu tubuh terlalu tinggi. Hal ini bisa terjadi karena tubuh terlalu banyak menyerap atau memproduksi panas lebih banyak daripada biasanya. Pada kondisi normal, tubuh memiliki suhu rata-rata sebesar 36.1-37.2 °C. Namun, ketika hipertermia terjadi, suhu tubuh berubah hingga mencapai 37-38.3 °C atau lebih.


Jenis Hipertermia

Hipertermia dikelompokkan menjadi beberapa jenis berdasarkan gejalanya. Berikut adalah jenis-jenisnya:
  • Heat stress atau stres panas merupakan kondisi yang terjadi proses pengaturan suhu tubuh mulai mengalami gangguan dan tubuh tidak dapat mengembalikan suhu normal tubuh melalui keringat.
  • Heat fatigue (kelelahan akibat panas) adalah kondisi tubuh memiliki kondisi tubuh yang berjam-jam yang menyebabkan ketidaknyamanan secara fisik dan psikologis. Kondisi ini biasanya terjadi pada orang yang berada di cuaca yang sangat panas.
  • Heat syncope adalah kondisi yang ditandai dengan berkurangnya pasokan darah dan oksigen ke otak karena berada di lingkungan yang panas. Hal ini menimbulkan gejala berupa pusing, penglihatan memburuk, hingga pingsan.
  • Heat cramps adalah jenis hipertermia yang terjadi akibat aktivitas fisik yang terlalu berlebihan dengan intensitas tinggi di tempat yang panas. Kondisi ini membuat seseorang mengalami kram otot.
  • Heat edema adalah kondisi yang terjadi ketika memiliki cairan yang berlebihan yang terjadi akibat duduk atau berdiri di tempat yang panas dalam waktu yang lama.
  • Heat rash atau ruam panas adalah kondisi hipertermia yang bisa menyebabkan munculnya ruam di kulit.
  • Heat exhaustion adalah kondisi hipotermia paling serius yang mana tubuh tidak mampu menurunkan suhu tubuhnya menjadi normal kembali.
    Heatstroke adalah jenis hipertermia yang paling berat, bahkan kondisi ini berisiko menyebabkan koma hingga kematian.
     

    Gejala Hipertermia

    Hipertermia bisa menimbulkan gejala yang berbeda-beda pada setiap orang. Gejala yang muncul berbeda-beda sesuai dengan jenis hipertermia yang dialami. Namun, secara umum, berikut gejala hipertermia yang bisa dialami oleh penderitanya:
    • Penglihatan mengabur dan tidak jelas
    • Pusing dan kepala terasa ringan
    • Pernapasan lebih cepat dari biasanya
    • Detak jantung meningkat dengan cepat
    • Sakit kepala
    • Tekanan darah rendah
    • Nyeri otot atau kram
    • Mual dan muntah
    • Tubuh terasa lelah dan lemas
    • Pada kasus yang parah, hipertermia bisa menimbulkan gejala berikut:
    • Kulit sukar untuk memproduksi keringat
    • Bermasalah dalam sistem koordinasi dan keseimbangan tubuh
    • Kebingungan
    • Kulit terasa panas, memerah, atau tampak pucat
    • Tekanan darah tidak bisa dikontrol
    • Kejang dan syok
       

      Penyebab Hipertermia

      Hipertermia terjadi ketika tubuh menyerap banyak energi panas daripada melepaskannya. Hal ini biasanya diakibatkan oleh paparan suhu tinggi yang berlebihan dari luar tubuh. Akibat dari paparan tubuh, hipotalamus, yakni bagian otak yang mengatur suhu tubuh kewalahan dalam menjaga suhu tubuh agar tetap normal. Oleh karenanya, suhu tubuh bisa naik secara drastis hingga melebihi batas normal. Hipertermia juga biasanya disertai dengan gangguan pada proses pendinginan tubuh, yakni ketika tubuh tidak dapat memproduksi keringat dengan baik. Keringat adalah mekanisme pendinginan tubuh secara alami. Jika proses ini terganggu, seseorang bisa berisiko terserang hipertermia. Selain itu, orang dengan kondisi berikut memiliki faktor risiko yang lebih tinggi untuk terkena hipertermia:

          1. Tidak memiliki cairan tubuh yang cukup (dehidrasi)
      2. Berusia di atas 65 tahun atau di bawah 4 tahun
       3. Sering melakukan aktivitas fisik yang berat dalam cuaca panas
        4. Konsumsi alkohol secara berlebihan
          5. Memiliki jumlah elektrolit yang tidak seimbang
         6.  Mempunyai penyakit tertentu yang mempengaruhi kemampuan tubuh untuk berkeringat, seperti fibrosis kistik
         7.  Memiliki kondisi medis tertentu, seperti masalah dengan jantung, paru-paru, ginjal, hati, tiroid atau pembuluh darah
         8.  Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti diuretik, stimulan, obat penenang, obat penenang atau tekanan jantung dan darah
         9.  Mengenakan pakaian berat atau lezat dalam cuaca panas

      Cara Mengobati Hipertermia

      Seseorang yang mengalami peningkatan suhu secara tiba-tiba atau sejumlah gejala hipertermia berlindung dari cuaca panas yang ekstrem. Selain itu, untuk meredakan gejala panas yang dirasakan, berikut beberapa cara menangani hipertermia:
      • Menghentikan aktivitas fisik, menghindari paparan cuaca panas, dan beristirahat di lingkungan yang lebih dingin dan sejuk
      • Melepaskan pakaian yang tebal atau ketat
      • Minum minuman yang asin untuk menggantikan cairan elektrolit yang hilang
      • Menggunakan kompres dingin ke bagian lengan atau selangkangan
      • Menjaga kulit agar tetap kering dan menggunakan salep untuk mengurangi iritasi
      • Meregangkan otot yang kram dengan hati-hati
      • Mandi dengan air dingin
      • Menggunakan kipas angin untuk mendinginkan kulit
      Jika mengalami kondisi yang lebih parah, yaitu ketika suhu tubuh di atas 40°C, segera pergi ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat.
        
      Video Penjelasan
       


      Referensi
       
      https://kumparan.com/kata-dokter/hipertermia-jenis-gejala-hingga-cara-mengobatinya-1zFNFDPt7cK/full 



       
     

 

 Hipertermia adalah kondisi ketika suhu tubuh terlalu tinggi atau lebih dari 38,5 0 C. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kegagalan pada ...